Sumber Daya Alam Indonesia Dikuasai Asing, Penjajahan Baru

shares |

Homestay Dan Penginapan Murah Di Bontang
Informasi Jasa Sewa Rumah Murah Di Bontang Call +6281228801199
http://www.HomestayBontang.com

Homestay Dan Penginapan Murah Di Bontang
Informasi Jasa Sewa Rumah Murah Di Bontang Call +6281228801199
http://www.HomestayBontang.com

Homestay Dan Penginapan Murah Di Bontang
Informasi Jasa Sewa Rumah Murah Di Bontang Call +6281228801199
http://www.HomestayBontang.com

Ads by HomestayBontang.com
Homestay Dan Penginapan Murah Di Bontang
Informasi Jasa Sewa Rumah Murah Di Bontang Call +6281228801199
http://www.HomestayBontang.com

Homestay Dan Penginapan Murah Di Bontang
Informasi Jasa Sewa Rumah Murah Di Bontang Call +6281228801199
http://www.HomestayBontang.com

Homestay Dan Penginapan Murah Di Bontang
Informasi Jasa Sewa Rumah Murah Di Bontang Call +6281228801199
http://www.HomestayBontang.com

Ads by HomestayBontang.com
Sumber Daya Alam Indonesia Dikuasai Asing, Penjajahan Baru - Ketergantungan Indonesia yang cukup tinggi terhadap negara lain dalam sektor perekonomian serta penguasaan sebagian sumber daya alam di Indonesia oleh asing dianggap sebagai bentuk penjajahan baru. Hal ini membutuhkan perubahan pola pikir pemerintah dan masyarakat agar Indonesia bisa menjadi negara yang mandiri sesuai cita-cita para pendiri bangsa.
Kita tidak bisa menyalahkan bangsa asing atas kondisi yang sedang kita alami saat ini sebab kita sendiri yang setuju untuk terlibat dalam perdagangan bebas serta menyerahkan aset-aset kita untuk dikelola pihak asing.
-- Benny Susetyo
Kota Tembagapura yang berada diketinggian kurang lebih 2.000 meter di atas permukaan laut merupakan pusat operasi PT Freeport Indonesia di wilayah tambang di Pegunungan Jayawijaya. Selain perkantoran, kota tersebut juga menjadi tempat tinggal bagi sebagian pekerja perusahaan tersebut.

Demikian benang merah dari diskusi tokoh lintas agama mengenai Dampak Liberalisasi Perdagangan dan Pembangunan yang diselenggarakan Satuan Aliansi Rakyat Anti (SARA) APEC dan WTO di Jakarta, Senin (11/3/2013).

Dari catatan SARA yang disampaikan Edy Burmansyah, para pemimpin negara-negara anggota Kerja Sama Ekonomi Asia Pasific (APEC) dalam pertemuannya yang berlangsung di Vladivostok, Rusia, 7-9 September 2012, sepakat untuk mengedepankan lembaga-lembaga multilateral, seperti Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) sebagai instrumen penting dalam mengatasi krisis yang berlangsung.

Selain itu, pertemuan KTT APEC yang akan diselengarakan pada 8-11 Oktober 2013 juga Konferensi Tingkat Menteri (KTM) ke-9 WTO pada 3-6 Desember 2013, di Bali yang mengagendakan pembicaraan seputar perluasan liberalisi perdagangan sebagai strategi alternatif dari krisis yang tengah berlangsung. Kedua hal tersebut menyebabkan terbukanya liberalisasi perdagangan dan pembangunan di Indonesia.

Menurut Sekretaris Eksekutif Komisi Hubungan Agama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia Romo Benny Susetyo, paradigma pemimpin bangsa saat ini tidak memerdekakan diri sendiri dan umatnya.

"Kita tidak bisa menyalahkan bangsa asing atas kondisi yang sedang kita alami saat ini sebab kita sendiri yang setuju untuk terlibat dalam perdagangan bebas serta menyerahkan aset-aset kita untuk dikelola pihak asing," kata Benny.

Benny menambahkan, langkah yang harus dilakukan untuk memperbaiki paradigma tersebut adalah revolusi di bidang pendidikan meski membutuhkan waktu yang lama.

Sementara itu, peneliti dari Nurcholish Madjid Society, Okky Tirto, mengatakan, bangsa ini belum menemukan jati diri. "Ini keadaan yang tidak biasa, tetapi sudah luar biasa sehingga dilakukan revolusi kebudayaan diri melalui perubahan pola pikir untuk menemukan jati diri bangsa," kata Okky.

Okky menambahkan, salah satu faktor yang menyebabkan produk Indonesia kalah bersaing dengan produk luar adalah teknologi. "Pemerintah harus menyiapkan juga sumber daya manusia seperti yang dilakukan Presiden Soekarno dengan mengirim para pelajar ke luar negeri," ujar Okky.

Pembicara lainnya dalam dialog tersebut adalah Sekretaris Umum Persekutuan Gereja Indonesia Pdt Gomar Gultom dan Direktur Kajian Institut Nagarjuna Eddy Setiawan.
Homestay Dan Penginapan Murah Di Bontang
Informasi Jasa Sewa Rumah Murah Di Bontang Call +6281228801199
http://www.HomestayBontang.com

Homestay Dan Penginapan Murah Di Bontang
Informasi Jasa Sewa Rumah Murah Di Bontang Call +6281228801199
http://www.HomestayBontang.com

Homestay Dan Penginapan Murah Di Bontang
Informasi Jasa Sewa Rumah Murah Di Bontang Call +6281228801199
http://www.HomestayBontang.com

Ads by HomestayBontang.com

Related Posts