LANGSUNG MINUM: Isro Umarghani (kanan) didampingi Adief Mulyadi membuktikan kualitas air bersih di WTP Jalan KS Tubun dengan cara meminum langsung, Selasa (25/8) kemarin.
WTP Jalan KS Tubun Bisa Langsung Diminum
BONTANG - Water Treatment Plan (WTP) di Jalan KS Tubun dipastikan bakal beroperasi akhir Agustus ini. Hal ini terungkap saat Wakil Wali Kota Bontang H Isro Umarghani bersama Dirut PDAM Tirta Taman Bontang, Adief Mulyadi meninjau langsung pembangunannya, Selasa (25/8) kemarin.
Proses pra uji coba WTP berkapasitas 80 liter per detik ini sudah berlangsung sejak tiga hari lalu. Jika selesai, WTP ini bisa menjadi solusi agar air bersih 100 persen lancar selama 24 jam.
“Sejak tiga hari kami sudah pra uji coba terhadap WTP di Jalan KS Tubun. Pengecekannya mulai dari kualitas air hingga pemetaan pipa yang bocor,” jelas Isro.
Jika pembangunan WTP ini selesai, Isro optimistis akan mampu melayani sekitar 8.000 sambungan rumah di lima kelurahan, yakni Tanjung Laut, Tanjung Laut Indah, Api-Api, Bontang Baru, dan Bontang Kuala.
Dia juga menambahkan, jika WTP tersebut beroperasi, akan dapat membantu unit pengolahan air bersih lainnya di Bontang dalam pendistribusian, seperti WTP Bhayangkara. Dengan beroperasinya WTP baru ini, beberapa kelurahan yang tadinya dilayani WTP Bhayangkara, seperti Api-Api, Bontang Baru, dan Bontang Kuala akan dilayani oleh WTP baru ini. Sehingga beban WTP Bhayangkara yang selama ini cukup berat dengan melayani lima kelurahan akan terkurangi, sehingga dapat lebih fokus untuk melayani kelurahan lainya, seperti Gunung Elai, Belimbing, Gunung Telihan, serta Satimpo.
“Target kita ada sekitar 19 ribu sambungan baru yang akan direalisasikan untuk seluruh wilayah Bontang. Makanya, kita bangun WTP di Jalan KS Tubun dengan kapasitas 2 X 40 per detik sebagai bagian dari program tersebut,” katanya.
Pemkot Bontang sudah membangun WTP di Berebas Tengah, bahkan sudah bisa dirasakan warga manfaatnya. Sejak Maret ada setrum dari PLN, sehingga bisa beroperasi selama 24 jam.
Sejatinya, kata dia, sejak dirinya menjabat, pemkot sudah menggelontorkan dana Rp 30 miliar untuk membangun infrastruktur di PDAM Tirta Taman. Antara lain, digunakan membangun WTP berkapasitas 40 liter per detik di Berebas Tengah, pembuatan sumur dalam (deep wheel) di eks Hotel Kutai Indah dan perbaikan jaringan pipa distribusi.
Meski belum sepenuhnya menyelesaikan krisis air bersih, keberadaan WTP di Berebas Tengah yang sudah dioperasikan secara bertahap mulai mengurangi pemadaman air bersih secara bergilir. Menurut Isro, kondisi infrastruktur air bersih saat pertama kali menjabat sangat terbatas, yakni terjadi defisit sekitar 250 liter per detik lantaran pertumbuhan penduduk yang sangat pesat, namun tidak dibarengi dengan percepatan pembangunan infrastruktur air bersih. Namun, secara bertahap mempercepat peningkatan daya mampu PDAM dengan membangun WTP di Berebas Tengah dan WTP di Jalan KS Tubun dalam proses pengerjaan.
Sementara Adief menambahkan, secara prinsip, pembangunan WTP berkapasitas 2 X 40 liter per detik ini terus berjalan. Proses pra comissioning test dan dilanjutkan dengan pembenahan sistem telah dilakukan.
“Dan insya Allah, minggu depan kita akan lanjutkan performent test. Seluruh sistem akan kita fungsikan secara maksimal. Sesuai dengan kapasitasnya, yakni 80 liter per detik. Sambil menunggu itu, kita terus melakukan perbaikan oleh tim enginering,” katanya.
Dijelaskan, inti dari proses pengolahan ini adalah menghilangkan kadar logam. Kata dia, air tanah adalah sumber air baku utama di Bontang. Dengan masalah utama kandungan logam. Sehingga, harus dilakukan pemisahan antara air dengan kandungan logam. Utamanya adalah kadar besi (fe).
Sistem WTP di Jalan KS Tubun, diakui secara khusus dirancang dengan mengambil sampel kandungan logam cukup ekstrem. Namun dari dua sumur yang telah dibangun, masing-masing di Kelurahan Bontang Kuala dan Kelurahan Tanjung Laut Indah, uji coba menunjukkan jika kadar fe hanya 3 sampai 5 PPM (part per milion).
Dengan kata lain, cukup memungkinkan untuk diolah secara normal dan memenuhi kriteria sebagai air bersih dan air minum.
“Tapi kita tidak bisa terlalu menyatakan ini air minum. Karena, bisa saja di sini air dengan kualitas air minum. Tapi setelah didistribusikan ke masyarakat, terjadi perubahan kualitas, ketika melwati pipa yang tidak standar yang dipasang secara swadaya oleh masyarakat,” ungkapnya.
Adief juga menjamin produksi air bersih WTP tersebut selama 24 jam. Namun hal itu baru bisa terwujud ketika pasokan listrik dari PLN telah menyokong WTP tersebut. Hal itu pun telah diupayakan. Bahkan, melalui jalinan koordinasi dengan pihak PLN Area Bontang hingga PLN wilayah di Balikpapan.
“Secara prinsip, ada hal administrastif yang akan diselesaikan di Balikpapan. Tapi, ketika tidak ada kendala, dalam waktu satu atau dua minggu ini, pasokan listrik bisa masuk dan beroperasi 1 X 24 jam,” tutupnya. (id/in)
Sumber : bontangpost.co,id
