
Memang benar bahwa setan itu ada dua jenis, yaitu setan dari jenis jin
dan setan dari jenis manusia. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, "Dan
demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu
syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin." (Al-An'am:
112). Kalau setan dari jenis jin insya Alloh gampang mengusirnya.
Sangat mudah menangkal serangan-serangannya dengan cara berdoa dan
membaca Al Qur'an dengan penuh keimanan.
Namun jika setan itu berasal dari kalangan manusia, tampaknya agak
merepotkan dan tidak bisa diusir dengan bacaan-bacaan doa. Lalu siapakah
setan di kalangan manusia yang punya kekebalan terhadap bacaan doa itu?
Siapa lagi kalau bukan manusia-manusia berperangai jahat. Merekalah
manusia yang menyeru pada jalan-jalan kesesatan. Ngajak bermaksiat atau
melanggar aturan-aturan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Mereka tak bosan-bosannya menghasut orang-orang yang berusaha menjadi
baik, agar bisa serupa dengan mereka dalam hal perbuatan. Terhadap orang
yang terlihat agamis dan komitmen terhadap ajaran Islam, mereka sering
melontarkan kata-kata, "ah, jangan munafik lah!", "Sok suci", "pikirannya sangat picik", "kuno", "kampungan", "kolot"
dan lain sebagainya. Dan ketika ada pemuda yang agamis tapi akhirnya
berbuat dosa, maka mereka akan merasa senang luar binasa. Hingga
munculah istilah-istilah baru dari mulut setan-setan berwujud manusia
ini, diantaranya, "kemunafikan berkedok agama".
Tidak hanya itu, bahkan para setan itu tak segan-segan mengolok-olok
orang yang melakukan perbuatan halal namun haram versi mereka.
Contohnya, kasus poligami para ustadz. Dan menurut mereka poligami itu
perbuatan keji, sementara zina dan perselingkuhan dianggap sebagai
sesuatu yang wajar, dengan kata lain tidak mengapa menurut
mereka.Astaghfirulloh.
Dari sedikit uraian di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa diantara ciri setan berwujud manusia itu antara lain :
1. Selalu mengajak pada kemunkaran
2. Mengolok-olok manusia yang berbuat baik
3. Setiap orang yang religius akan dicap munafik, sok suci, dll
4. Merasa bangga jika ada orang yang agamis akhirnya berbuat dosa. (misalnya korupsi).
Kalau membicarakan tentang watak setan berwujud manusia rasanya tak akan
ada habisnya. Karena para pengikut setanisme akhir-akhir ini semakin
banyak dan sulit diluruskan. Mudah-mudahan kita tidak terlibat dalam
melakoni watak setan dalam kehidupan ini. Biarlah dibilang munafik
ketika kita berusaha menjadi orang baik, karena pada dasarnya kata-kata
itu hanya olokan saja untuk menggoyahkan azzam kita. Kita berdoa agar
Allah SWT menganugerahi kita keistiqomahan hingga akhir hayat
kita.Amiin.