Perjalanan menuju surga bukanlah suatu perkara yang mudah. Ada banyak
sekali fase yang harus dilewati manusia untuk meraih kenikmatan yang
satu ini. Di akhirat kelak manusia akan melewati masa hisab, lalu
setelah itu amal perbuatan yang dilakukan selama di dunia akan ditimbang
atau disebut dengan Yaumul Mizan.
Selain itu, di akhirat kelak fase selanjutnya yang harus dilalui yaitu
perjalanan manusia untuk melewati jembatan shirat yang di ujungnya
terdapat surga bagi kaum beriman. Sedangkan di bawahnya terdapat neraka
yang menjadi tempat penyiksaan bagi pelaku maksiat di dunia. Ternyata
tidak semua orang dapat masuk surga dengan cara yang mudah. Bahkan
Rasulullah SAW pernah menyebutkan dalam sabdanya bahwa ada kaum yang
digiring ke surga dengan rantai. Apakah maksud dari hadist tersebut?
Berikut informasi selengkapnya. Hadist ini diri Bukhari, dimana
Rasulullah SAW besabda yang artinya: “Allah heran dengan orang-orang
yang masuk surga dengan dibelenggu rantai.” (HR Bukhari)
Dan pada riwayat lain, “Sungguh Allah heran dengan orang-orang yang
ditarik untuk masuk ke surga dengan menggunakan rantai.” (HR. Ahmad, dan
Abu Dawud)
Ibnul Jauzi rahimahullah berkata, “Makna hadist ini yaitu ketika orang
kafir tertawan, kemudian mereka masuk Islam di sebabkan mereka
mengetahui kebenarannya, dan mereka masuk Islam dengan sukarela maka
mereka masuk surga. Kondisi terpaksa pada tawanan merupakan sebab
awalnya, maka dimutlakkan dengan pemaksaan dengan belenggu rantai karena
ialah sebab masuknya mereka dalam surga.
Tafsir lain dari Al-Thibi rahimahullahu mengatakan, makna dirantai ini
adalah melepaskan diri dari kesesatan dan menuju kepada hidayah Allah.
Namun hadist dalam tafsir surat Ali Imran menunjukan bahwa maknanya
adalah hakikat (tekstual, benar-benar ada yang masuk surga dibelenggu,
pent). Sebagaimana dari riwayat dari Abu Tufail, ia memarfu’kannya
(sampai sanadnya kepada Nabi)
Sementara itu, Ibrahim Al-Harbi mengatakan bahwa tidak boleh memahami
hadist ini secara hakikat atau tekstual. Menurutnya mereka digiring
masuk Islam dalam keadaan terpaksa dan ini menjadi sebab mereka masuk ke
dalam surga, bukanlah maksudnya di surga sana ada belenggu.
Islam merupakan agama yang tidak pernah memaksa manusia untuk
memeluknya. Ibnu Katsir menuturkan, “Allah Ta’ala pun menurunkan ayat,
‘Tidak ada paksaan untuk memeluk agama (Islam). Sesungguhnya telah jelas
jalan yang benar dari jalan yang sesat.’” (Qs. al-Baqarah [2]: 256)
Ibrahim Al-Harbi berpendapat bahwa tidak boleh memahaminya dengan makna
hakikat (tekstual) dan ia berkata bahwa maknanya adalah mereka digiring
masuk Islam dalam keadaan terpaksa dan ini menjadi sebab mereka masuk ke
dalam surga, bukanlah maksudnya di surga sana ada belenggu.
“Saya Melihat Manusia dari umatku digiring ke surga dalam dibelenggu rantai dengan terpaksa”
Kemudian aku berkata, “wahai Rasulullah siapakah mereka?”
Beliau bersabda, “sekelompok orang dari Ajam (non-Arab) yang ditawan
oleh orang Muhajirin kemudian mereka masuk Islam dalam keadaan
terpaksa”.
Bahkan di dalam Islam, jika ada seseorang yang menjadi mualaf karena
terpaksa seperti menjadi tawanan mereka, maka sudah terjamin surga
baginya.
“Rabbmu merasa kagum,” sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dalam
riwayat Shahih, “kepada kaum yang digiring ke dalam surga dengan
rantai.”
Maknanya, tutur Ibnu Katsir, “Mereka adalah tawanan yang dibawa ke
negeri Islam dalam keadaan diikat dan dibelenggu.” Setelah itu, lanjut
ulama’ masyhur ini, “Mereka pun masuk Islam.”
Demikianlah penjelasan terkait maksud hadist yang menyatakan bahwa akan
ada orang yang masuk surga dengan digiring rantai. Ternyata kaum kafir
yang terpaksa memeluk Islam karena menjadi tawanan perang atau
sejenisnya juga akan menjadi penghuni surga sebab di dalam hati mereka
telah bersemayam keimanan kepada Allah SWT.