Kemarin saya sempat melihat berita tentang nenek miskin yang bisa memberikan kambing untuk Qurban Idul Adha. Nenek tersebut kondisi rumahnya jauh dari kesan mapan, pekerjaannya hanya seorang buruh tani, beliau menabung sedikit demi sedikit agar bisa membeli kambing untuk qurban. Subhanallah.. Berita yang cukup membuat haru dan salut.
Disini saya juga ingin membagikan cerita tentang tetangga saya. Hampir mirip ceritanya dengan si Nenek berhati mulia yang diliput salah satu stasiun TV itu. Kalau tetangga saya adalah seorang kakek tua, Mbah Pardi namanya, beliau hidup sendirian tanpa anak-anaknya. Anak-anaknya sama sudah berkeluarga dan kehidupan mereka sama pas-pasan juga.
Semenjak muda pekerjaannya mbah Pardi adalah menjadi buruh tani dan serabutan, disuruh pekerjaan -kasar dan berat- apa saja mau. Kini di usianya yang sudah sepuh, mbah Pardi lebih suka mengembala kambing, jadi pekerjaannya setiap hari mencari rumput untuk kambing-kambingnya sembari sesekali disuruh orang untuk membersihkan halaman dan mencabuti rumput liar (saya termasuk yang sering meminta tolong beliau untuk membersihkan halaman rumah).
Tahun lalu, orang sepuh yang harusnya menjadi mustahiq zakat ini memberikan salah satu kambingnya untuk berqurban. Dan itu cukup menginspirasi saya agar tahun ini turut memeriahkan idul Adha dengan ikut berqurban meski sebenarnya tabungan kami bisa dibilang masih tipizzz.. dan kebutuhan ini itu sepertinya tak ada habisnya (untuk dijadikan alasan tak usah dulu mengeluarkan budget untuk berqurban..).
Mbah Pardi tahun ini tidak berqurban, meski masih punya beberapa ekor kambing. Kelihatannya kambing itu masih kecil-kecil dan beliau harus merawat adiknya (yang hingga tua masih berstatus bujang, sehingga saat sakit parah tak punya anak istri yang merawatnya). Adiknya itu sakit yang sudah menjadi kembang bayang, segala aktifitas termasuk mandi, buang air sampai makan dan minum harus dibantu.
Subhanallah.. smoga laki-laki tua itu panjang umur dan terus menginspirasi kebaikan untuk orang sekitarnya.. amiin.